DEKADE,SANGATTA – Pasar pisang kepok grecek terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, tahun ini Pemkab Kutim melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) akan menambah luas tanam seluas 95 hektar.
Tidak hanya memperluas lahan tanam, kualitasnya tetap terjaga dengan menerapkan standar operasional Good Agricultural Practices (GAP). Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Kepala Bidang Hortikultura DTPHP Kutim Wahyudi Nor, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan internasional yang terus meningkat, maka pengembangan komoditas pisang kepok grecek terus ditingkatkan di wilayah-wilayah kecamatan. Seperti dari Kaubun, Bengalon, Rantau Pulung, dan Muara Ancalong.
Menurutnya, peningkatan produksi pisang kepok grecek di Kutim juga harus diiringi dengan peningkatan kualitas hasil panen. Mengingat saat ini konsumen telah cerdas dalam memilih produk yang berkualitas baik serta aman konsumsi bagi kesehatan.
“Sebagai salah satu upaya dalam menjalankan misi tersebut, kami menggeber program Good Agricultural Practices sesuai dengan kebijakan kepala dinas. Dengan melaksanakan kebijakan pengembangan hortikultura,” ujarnya, Kamis, 28 September.
Menurutnya selain implementasi standar operasional GAB, pihaknya menambah luas lahan tanam. Untuk meningkatkan produktifitas serta meningkatkan kualitas produk panen hortikultura.
“Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki prospek menjanjikan baik dari sisi produktivitas maupun market adalah pisang kepok grecek. Hingga saat ini, Kabupaten Kutai Timur merupakan penghasil terbesar pisang Kepok Grecek dengan sentra utama berada di Kecamatan Kaliorang,” sebutnya.
Selain itu, untuk memenuhi tuntutan pasar, maka DTPHP Kutim terus melakukan edukasi dan penerapan GAP pada budi daya pisang kepok grecek. Mulai dari budi daya, panen hingga pascapanen.
Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum, mengatakan dengan menerapkan GAP yang memiliki standar operasional tertentu, maka sistem budi daya yang dilakukan memberikan banyak manfaat baik terhadap produk yang dihasilkan pekerja. Selain itu, mampu meminimalisir pencemaran terhadap lingkungan sekitar.
“Komitmen dari petani atau kelompok tani sebagai pelaku utama dari budidaya pisang kepok grecek ini akan sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan Good Agriculture Practices,” katanya. (mil/adv)